Bantengan merupakan seni yang telah ada sejak jaman kerajaan Singasari. Pada awalnya seni ini
adalah hiburan bagi setiap pemain pencak silat seusai melakukan latihan rutin,
itulah mengapa seni Bantengan yang ada saat ini menjadi satu “paket ” dengan
pentas pencak silat. Dalam seni bantengan ini dua orang bekerjasama untuk masuk
ke dalam kostum banteng, satu orang menjadi kaki depan dan satu orang menjadi
kaki belakang, orang yang paling depan umumnya memegang kepala banteng dan
sekaligus mengontrol gerakan banteng tersebut. Sementara itu, orang yang
belakang bertindak sebagai ekor banteng yang berfungsi sebagai pengikut gerakan
tari kaki depan. Umumnya orang yang berada di depan akan memasuki kondisi
“trans” atau biasa disebut dengan kesurupan, jika telah terjadi, maka tugas pemain
belakang adalah mengikuti irama gerakan
pemain yang kesurupan tersebut. Dalam seni ini, kesurupan adalah proses
penting yang menambah daya tarik, karena itu biasanya ada orang yang membantu
proses terjadinya kesurupan ini, orang tersebut biasa menggunakan kostum serba
merah, hingga disebut abangan, atau kostum serba hitam atau irengan. Dalam
bantengan biasa juga dibantu oleh macanan atau orang yang menggunakan kostum
macan, tugas macanan ini adalah membantu proses kesurupan dan mengendalikan
jika kesurupannya sudah mencapai tahap beringas.
![]() |
(Dok.Google) Seni Bantengan |
Di Dusun Sebaluh group kesenian bantengan terbentuk
sekitar tahun 2012. Group bantengan ini diberi nama Rukun Santoso. Biasanya
kesenian bantengan dibuka terlebih dahulu dengan kesenian pencak silat. Anggota
group kesenian bantengan ini berjumlah sekitar 60 orang. Struktur organisasi
kepengurusan Bantengan:
Ketua : Bpk. Sanari
Sekretaris : Bpk. Amir
Bendahara : Bpk. Sony
Tidak ada komentar:
Posting Komentar